Pilih Murah Asal yang Berkualitas

Written By Kom Limpulnam on Sabtu, 21 April 2012 | 23.12

Pilih Murah Asal yang BerkualitasHARGA yang murah dan kemudahan di dapat, membuat minat masyarakat terhadap produk-produk "asli tapi palsu" semakin tinggi.

You are whwt you wear. Pakaian kita menunjukkan siapa kita. Kita memilih baju dan tas bermerek terkenal untuk menimbulkan citra serta rasa hormat dari orang lain. Termasuk juga agar diterima kelompok sosial tertentu, atau label golongan orang bergaya.

Mereka yang berkantong cekak atau tidak mau mengeluarkan uang banyak memilih membeli barang aspal (kelihatan asli tapi palsu). Siapa pula yang tak tergiur? Dengan harga tak sampai sepersepuluh barang orisinalnya, seseorang mendapatkan bentuk yang sama, serta kualitas yang cukup memadai.

Brand Leader PT Levi Strauss Indonesia Sidonia Hutagalung mengungkap bahwa mahalnya harga produk Levi`s saat ini memang disesuaikan dengan kualitas dan image Levi`s brand itu sendiri. Begitu juga dengan penuturan Marketing Communication Manager Guess Maharditya Maulana. "Produk Guess memang diperuntukkan bagi masyarakat kelas AB. Material, desain, hingga teknik finishing menjadi perhatian utama retail ini," ungkapnya.

Kendati aksi pembajakan terhadap merek ternama ini semakin menjadi, pihak vendor sepakat hal itu tidak mempengaruhi citra produk maupun omzet penjualan.

Buktinya, menurut Maharditya, omzet penjualan Guess makin meningkat setiap tahunnya. Mulai penjualan apparel, tas, hingga aksesori. "Kami yakin memiliki pelanggan setia yang mudah loyal. Lagipula, aksi pembajakan ini berarti produk ini memang bagus," ujarnya.

Senada dengan Maharditya, Sidonia menyebut pembajakan sama sekali tidak menurunkan image Levi`s. Sebab, brand ini memang memasang target masyarakat kelas A. Apa yang dirasakan Maharditya dan Sidonia dibenarkan juga oleh Marketing Communication Manager Club 21, Ravelra Supit Lubis. "Dua atau tiga tahun lalu mungkin masih banyak orang beli produk bajakan karena harganya murah. Namun, kini konsumen sudah semakin pintar dan mau mengeluarkan uang yang jauh lebih mahal untuk mendapat barang berkualitas," akunya. Club 21 sendiri membawahi brand ternama seperti Armani Exchange, Calvin Klein, Dolce & Gabbana, serta Marc Jacobs.

Jika aksi pemalsuan barang tersebut berefek pada tingkat penjualan, lanjut Supit, tentunya brand-brand ternama tidak akan sebanyak sekarang.

Para vendor berusaha mengerem pembajakan lewat kegiatan internal yang mereka upayakan sendiri. Levi`s misalnya, gencar melakukan komunikasi kepada para konsumen agar selalu memilih produk Levi`s asli.

Vendor ini pun juga menggunakan media untuk berkomunikasi dengan pembeli. Lewat media cetak, Levi`s memberikan informosi kepada pelanggan mengenal ciri-ciri produk aslinya. Disamping itu, brand ini juga memberikan sertifikat bagi retailer resmi yang menjual produk asli Levi`s.

Begitu pula Geuss, Maharditya mengaku melawan pembajakan sama saja membendung laut luas. Butuh waktu, tenaga, juga biaya. Yang dapat dilakukan Guess hanyalah meningkatkan kualitas serta pelayanan bagi pembeli. "Jadi mereka tidak merasa percuma membeli produk asli Guess," kata Maharditya.

Lebih lanjut, demi memuaskan pembeli, Guess menyediakan pelayanan setelah pembelian. Yakni dengan memberikan perbaikan bagi produk Guess seandainya mengalami kerusakan, dengan harga tertentu.

Diakui Supit, masalah pembajakan seperti menemui titik bantu dan tidak ada solusinya. Jikalau berhasil diberantas sekarang, bukan tidak mungkin ke depannya akan kebali menjamur."Soalnya peraturan di Indonesia juga belum jelas mengenai pembajakan itu sendiri," ujarnya.

Menurut pakar hukun Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Universitas Padjadjaran Prof DR Ahmad M Ramli, sulit untuk menyebut jumlah pasti pembajakan di Indonesia. Sebab, banyak sekali barang-barang yang dipalsukan oleh para pembajak.

"Makanya tidak heran kalau Indonesia dimasukkan dalam worst list oleh USTR atau departemen perdagangan Amerika," ujar kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum ini. Aksi pembajakan ini jika tidak cepat ditangani nantinya akan merugikan pihak konsumen pula. Sebab, konsumen akan berisiko sangat besar untuk membeli barang palsu yang dikiranya asli.

Dampak ini malah akan semakin besar ketika konsumen membeli produk makanan, minuman, ataupun obat-obatan yang bukan tidak mungkin akan menimbulkan efek buruk pada kesehatan.

Berkaitan dengan pendapat dari brand-brand ternama yang mengklaim aksi pemalsuan itu tidak menurunkan citra ataupun omzet penjualan, Ramli percaya sebab merek kenamaan pastilah sudah memiliki tempat sendiri di hati konsumen kelas A.

Tetapi jika hal ini terus dibiarkan malah akan berimbas pada ketidakpercayaan para investor untuk berinvestasi di Indonesia lantaran tidak adanya iklim investasi yang kondusif.

Maraknya aksi pembajakan, diakui Ramli, karena upaya penegakkan hukum masih sangat rendah. Disamping itu, sosialisasi pentingnya memilih produk asli juga harus gencar dilakukan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan membangun budaya apresiasi terhadap HAKI. Jika pembajakan terus didiamkan, akan menurunkan semangat seseorang untuk berkarya dan akhirnya mematikan kreativitas Pilih Murah Asal yang Berkualitas

Anda sedang membaca artikel tentang

Pilih Murah Asal yang Berkualitas

Dengan url

http://sehatbergayaraya.blogspot.com/2012/04/pilih-murah-asal-yang-berkualitas.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Pilih Murah Asal yang Berkualitas

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Pilih Murah Asal yang Berkualitas

sebagai sumbernya

0 komentar:

Posting Komentar

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger